Baru-baru ini sebuah penelitian berhasil mengungkap bahwa bagian inti dari planet terbesar di tata surya kita, nampaknya sedang dalam proses menghancurkan diri sendiri.
Namun, hal yang lebih menarik dari hasil penelitian tersebut adalah kemungkinan bahwa Jupiter sebenarnya tidak mempunyai inti sama sekali. Demikian diwartakan Softpedia, Selasa (20/12/2011).
Diwartakan Sciencenow, Hugh dan Burkhard telah melakukan perhitungan kuantum mekanik untuk melihat apa yang terjadi ketika magnesium oksida (MgO), bahan utama dalam batu inti Jupiter terendam dalam cairan hidrogen-helium di hati planet tersebut. Suhu di sana berkisar 16.000 Kelvin, lebih panas ketimbang permukaan matahari kita dan memiliki tekanan sekira 40 juta atmosfer.
Seperti dilaporkan dalam makalah yang disampaikan pada Physical Review Letters, menurut perhitungan tim, MgO memiliki tingkat kelarutan yang sangat tinggi. Itu berarti batu padat dalam inti Jupiter melarut menjadi cairan, namun tidak diketahui berapa tepatnya tingkat erosi yang terjadi. Hugh dan Burjhard sebelumnya memperhitungkan bahwa es di dalam inti planet itu juga larut. Jadi, inti Jupiter saat ini tidak sebesar saat planet tersebut terbentuk dahulu.
Melakukan analisa terhadap sesuatu yang terjadi di Jupiter, menjadi penting bila dilihat dari dua sudut pandang utama. Satu, apa pun yang terjadi pada Jupiter akan mempengaruhi segala hal lain dalam tata surya kecuali Matahari. Dua, hasil penelitian dapat digunakan sebagai variabel untuk penelitian terahadap planet-planet di luar tata surya.
Ukuran Jupiter hampir dua kali lipat dari berat seluruh planet di tata surya kita. Kehadirannya sangat penting untuk pengaturan tata surya. Jika Jupiter menyimpang dari orbitnya sekarang, pergerakannya akan menarik seluruh planet raksasa lain bersamanya dan bisa menghancurkan Bumi, Mars, Venus dan Merkurius.
Sumber
http://techno.okezone.com/read/2011/12/20/56/545010/inti-planet-jupiter-nampak-mulai-menghancurkan-diri