Berton-ton kotoran berserat tinggi yang dihasilkan gajah di Indonesia,
disulap menjadi kertas melalui sebuah proyek yang digagas Tim Husband,
mantan penjaga kebun binatang di Cairns, Australia.
Proyek
tersebut mengumpulkan kotoran yang dihasilkan oleh gajah-gajah di Bali
Safari and Marine Park, dengan bantuan dari penduduk setempat. Setiap
ekor gajah di sana setiap hari memakan sekira 180 kilogram rumput, dan
menghasilkan sekira 100 kilogram kotoran per hari.
Untuk tiap tumpukan kotoran dapat menghasilkan 15 lembar kertas berkualitas tinggi. Demikian dilansir InternationalBusinessTimes, Jumat (30/12/2011).
Teknik
ini tidak hanya berguna untuk kotoran gajah, kotoran binatang pemakan
rumput lain juga dapat dimanfaatkan, misalnya kuda, rusa besar, panda,
domba, dan kangguru. Faktanya, dilaporkan MSNBC, pada 2005 yang lalu,
Creative Paper Tasmania telah merencanakan untuk memanfaatkan kotoran
kangguru sebagai bahan alat-alat tulis.
Daur ulang terhadap
kotoran tersebut dapat dilakukan, karena sistem pencernaan gajah tidak
benar-benar menghancurkan daun atau rumputan yang mereka makan, sehingga
kotoran yang mereka hasilkan masih kaya akan serat. Karena bahan utama
kertas adalah serat, menyulap kotoran tersebut menjadi kertas jadi tidak
mustahil dilakukan.
Ide daur ulang ini bukan hanya mengungkap
manfaat baru dari kotoran hewan, namun sekaligus menyelamatkan pepohonan
dan lingkungan. Menurut Ecology Global Network, konsumsi kertas di
dunia telah meningkat 400 persen, selama 40 tahun belakangan. Ini
berarti ada sekira 4 miliar pohon yang digunakan untuk membuat kertas,
atau sekira 35 persen dari total penebangan pohon yang dilakukan di
seluruh dunia.
Sumber
http://techno.okezone.com/read/2011/12/30/56/549246/kotoran-gajah-dari-indonesia-disulap-jadi-kertas