Si raja hutan tersebut berusia sekira 2,5 tahun. Kini satwa langka berada di tempat observasi di Kabupaten Siak.
"Harimau ini masih remaja, dan korban penyerangan harimau ini tidak ada yang meninggal," kata Kepala Yayasan Pelestarian Harimau Sumatera (YPHS) Bastoni kepada okezone Kamis, (12/1/2012).
Dia mengatakan, penyerangan harimau terhadap manusia di Inhil itu terjadi akibat konflik berkepanjangan. Di mana tempat jelajah harimau sudah sangat langka dengan mangsa.
Konflik juga diakibatkan karena perubahan hutan menjadi hutan tanaman industri (HTI) dan kawasan perkebuhan dan perumahan.
"Saat HTI masih ada, harimau tidak kebingungan mencari mangsa karena babi, rusa, trenggiling banyak. Namun yang menjadi masalah, sewaktu kayu akasia ini dipanen oleh perusahaan, para mangsa hilang dan harimau bingung. Pada akhirnya terpaksa ke pemukiman warga, di sinilah terjadi konflik," paparnya.
Dan mengenai nasib Bima, untuk sementara harimau Sumatera ini akan dirawat dahulu. Dan setelah kondisinya membaik dan siap dilepaskan ke habitatnya.
"Amatlah penting untuk dipahami bahwa harimau seperti Bima perlu dilindungi terlebih dahulu sebelum dilepaskan kembali kehabitatnya. Ini dibutuhkan untuk mengetahui apakah kondisinya sudah prima untuk kembali ke alam bebas," tambah Tony Sumampau yang juga Direktur Taman Safari.
Sumber
http://news.okezone.com/read/2012/01/12/340/556224/serang-5-orang-harimau-bima-berhasil-ditangkap
