Tornado itu menghantam dinding rumah bocah itu, merenggutnya dari tempat tidur dan melemparkannya 350 kaki ke arah tanggul negara bagian, kata nenek bocah laki-laki tersebut kepada Reuters.
"Saya tidak pernah melihat atau mendengar hal seperti itu," ujar Patricia Stevens, saat mengingat kembali badai yang menyedot dinding-dinding rumah dalam gelap itu.
"Suaranya berisik. Saya tidak akan melaluinya lagi. Saya juga tidak ingin seorang pun melewati momen seperti itu."
Sementara rumah mereka dikabarkan hancur akibat terjangan badai dan menyisakan garasi dan tangga yang berada di dalam rumah itu. Puing-puing berserakan di halaman rumah.
Stevens mengatakan bahwa dia tidur di sofa yang berada di lantai bawah pada malam saat tornado menghantam, sementara menantu perempuannya dan empat cucunya yang berusia tiga hingga tujuh tahun tidur di lantai atas.
Saat mendengar suara gemuruh badai itu datang, menantunya memberikan dua anak kembarnya Ashley dan Amber yang masih berusia tiga tahun untuk berlindung. Saat menantunya hendak menyelamatkan Jamal dan Ayanna yang berusia lima tahun di lantai atas, Stevens langsung berlindung di balik sofa.
"Saat itu dinding rumah terhisap oleh tornado. Saya hanya bisa duduk dan melihat dinding rumah dibawa tornado. Saya seperti bermimpi dan berusaha meyakini bahwa hal itu benar," tutur Stevens.
Dia kemudian menarik membuka pintu kamar mandi, dan memikirkan langkah penyelamatan berikutnya seperti yang dia dengan di televisi seperti berjongkok di dalam bak. Namun dia melihat satu-satunya yang tersisa hanya pintu.
Usai badai, Stevens pun mencari cucu-cucunya. Ashley ditemukan tanpa cedera, sementara saudara kembarnya Amber terluka dan ditemukan di bawah reruntuhan. Sementara Ayanna ditemukan di pekarangan rumah tetangga, sementara Jamal ditemukan di dekat tanggul.
Anak-anak itu segera dibawa ke Rumah Sakit Levine Anak dan segera mendapat perawatan, ujar juru bicara rumah sakit. Dua dari saudara-saudara perempuannya masih di rumah sakit untuk observasi lebih lanjut yang diumumkan pada Ahad.
"Kondisi anak-anak pada sore ini cukup bagus," ujar Juru Bicara Pusat Kesehatan Carolina Phil Whitesell.
Whitesell mengatakan ibu anak-anak itu menangis sebelumnya dan mengatakan sangat bersyukur anak-anaknya selamat.
Stevens menunggu hingga Ahad untuk melihat menantunya untuk pertama kalinya sejak angin puyuh yang menghancurkan rumah mereka. Meski selamat dalam insiden itu, Jamal justru mengkhawatirkan hal lain selain nyawa yakni keberadaan "video game" Xbox kesayangannya.
Mereka kehilangan segalanya, satu-satunya yang tersisa hanya pakaian yang dikenakan. Namun Stevens merasa bersyukur masih bisa selamat.
"Orang yang melihat rumah selalu mengatakan mereka tidak percaya kami bisa selamat. Mereka terus mengatakan itu," kata Stevens.
Sumber
Ikuti @beritaaneh
