Jumat, 11 Mei 2012

Misteri Tentang Gunung Salak Tempat Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100


Korban Keganasan Gunung Salak
Pesawat Trike bermesin PKS 098
Jatuh di Lido, Bogor, 10 Oktober 2002
Helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU

Jatuh di Kemang, Bogor, 29 Oktober 2003
Pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport
Jatuh di Desa Wates Jaya, Cijeruk, Bogor, 15 April 2004
Pesawat Cessna 185 Skywagon
Jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor, 20 Juni 2004
Pesawat Casa 212 TNI AU
Jatuh di Gunung Salak, Juni 2008 di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut
Pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug
Jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Bogor, 30 April 2009

Sekilas Gunung Salak
Gunung Salak terletak pada 6°43′ LS dan 106°44′ BT terdiri dari tiga puncak:
Puncak Gunung Salak I 2.211 m (sekitar 7.253 kaki)
Puncak Gunung Salak II 2.180 m dpl (7.152 kaki)
Puncak Sumbul 1.926 m dpl (6.318 kaki).



Dapat didaki dari beberapa jalur
Jalur teramai: Dari Curug Nangka —-> Tamansari, Bogor yang letaknya di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak II.
Puncak Salak I: Dari arah timur: Cimelati dekat Cicurug, Sukabumi.
Puncak Salak II Dari Sukamantri—-> Ciapus —-> Tamansari, Bogor.
Jalur ‘belakang’: Dari Cidahu ——> Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.


Pegunungan di Jabar yang cukup rawan untuk penerbangan karena sering diselimuti kabut yang menyebabkan pesawat hilang kontak dan menghilang dari radar:
Kawasan Gunung Ciremai
Kawasan Gunung Halimun
Kawasan Gunung Salak

Misteri Gunung Salak
Meletus dua kali: Tahun 1669 dan Tahun 1824
Pada abad ke 4 dan 5 di kaki Gunung Salak berdiri kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat dengan nama Salakanagara.
Terungkapnya kerajaan Salakanagara bermula dari penemuan tulisan Raja Cirebon yang berkuasa tahun 1617 Wangsakerta. Dari sinilah diketahui, jika kerajaan Hindu pertama di Jabar bukan Tarumanagara, tapi Salakanagara.
91 lokasi tempat petilasan atau tempat bersemedi para raja dan pengikutnya.
40 makam kuno yang berusia ratusan tahun
Misteri adanya goa berisi belasan patung emas berbagai ukuran.

Skenario Evakuasi

Jalur Udara
Dari lokasi jatuh –> Helikopter Super Puma menuju Cidahu –> Cassa menuju Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta–> petugas akan menyerahkan ke pihak terkait untuk evakuasi lebih lanjut.

Jalur Darat
Dari lokasi jatuh–> Desa Cijeruk, Bogor–> Posko Evakuasi di Desa Loji, Cigombong, Bogor
–> RS PMI Bogor (selamat)
–> RS Kramat Jati Polri, Jakarta (tewas)
Kejanggalan
Mengapa instrumen Ground Proximity Warning System (GPWS) atau alat pendeteksi ketinggian, minimum obstacle clearance altitude (MOCA), minimum off route altitude (MORA), dan theater airborne warning system (TAWS) tidak memberitahu pilot pesawat bila sudah terlalu dekat dengan daratan, melenceng dari rute penerbangan, dan ada hambatan/tebing gunung di jalur penerbangan?
Mengapa peralatan emergency location beacon-aircraft (ELBA) atau emergency locator transmitter (ELT) yang menunjukkan posisi pesawat saat kecelakaan tidak memancarkan sinyal darurat?
Mengapa pilot meminta izin menurunkan ketinggian dari 10 ribu meter menuju 6 ribu meter dan sebelum dijawab ATC Bandara Soekarno Hatta posisi pesawat sudah berada di ketinggian 5.400 meter?
Mengapa manifes penerbangan yang berisi daftar penumpang pesawat tidak ditinggal di bandara, namun dibawa penumpang ikut dalam penerbangan?

http://www.hariansumutpos.com/2012/05/33413/sukhoi-sisakan-ekor.htm