BERLIN - Sikap anti-Israel dilaporkan meningkat tajam di kalangan masyarakat Jerman. Sebuah survei yang diterbitkan Sternmagazine bahkan menunjukkan sekira 59 persen rakyat Jerman menggambarkan Israel sebagai sebuah negara yang agresif.
Sementara dalam survei itu juga disebutkan sekira 70 persen masyarakat Jerman mendeskripsikan Israel adalah sebuah negara egois yang hanya mengejar kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan bangsa lain.
Angka-angka yang terdapat dalam survei ini meningkat tajam dibandingkan data tiga tahun lalu, di mana hanya terdapat 49 persen masyarakat yang menunjukkan sikap anti-Israel. Demikian diberitakan Israel National News Jumat, (25/5/2012).
Survei ini muncul di tengah kabar bahwa Presiden Jerman Joachim Gauck tengah mempersiapkan lawatannya ke Negeri Yahudi itu pada 28 hingga 31 Mei mendatang. Selain itu, gelombang anti-Israel kabarnya juga tengah Jerman dalam beberapa waktu terakhir.
Mengamati gelombang anti-Israel ini Ketua Inisiatif Pro Israel "I Like Israel", Shacha Stawski, berpendapat bahwa masyarakat Jerman sulit membedakan antara sikap anti-Israel dan anti-Semitisme.
"Batas-batas antara sikap anti-Israel dan anti-Semitisme menyusut dengan sangat cepat. Di Jerman hal ini sangat jelas terjadi," ujar Shacha Stawski.
Sementara itu Kepala Intelijen Israel Heinz Fromm juga mengakui bahwa bahaya bagi kaum Yahudi di Jerman belum menurun. Fromm mengungkapkan kekhawatirannya terkait dengan kemungkinan meningkatnya serangan anti-Semitisme di Jerman. Menurut Frommm ini dapat dipicu akibat meningkatnya ketegangan antara kelompok Muslim esktrimis Salafi dan aparat kepolisian.
"Propaganda yang intensif melalui internet, di jalan-jalan, rumah peribadatan serta seminar khususnya yang dihadiri oleh kaum muda akan semakin memperkeruh ideologi yang sensitif ini," ujar Fromm.
Sikap anti-Israel terakhir kalinya terjadi pada awal Mei lalu setelah sebuah kelompok yang dicurigai neo-Nazi melakukan penyerangan terhadap pos pendistribusian sejumlah material ke Israel. Dua wanita dan seorang pria diketahui terluka akibat insiden penyerangan itu.
Tidak hanya itu saja, penulis novel asal Jerman, Gunter Grass, juga menunjukkan sikap anti-Israel melalui karya terbarunya yang berjudul "What Must Be Said". Dalam tulisannya itu Grass mengatakan, ancaman terbesar terhadap perdamaian dunia datang dari Israel bukan Iran.
Meski karyanya mendapat kritikan luas dari sejumlah politisi Jerman dan pejabat Israel namun, para pengamat mengatakan, pandangan Grass merupakan pengakuan dan penggambaran atas sikap masyarakat Jerman.
Sumber
http://international.okezone.com/read/2012/05/25/414/635648/59-masyarakat-jerman-anti-israel
Ikuti @beritaaneh