Mohammad Yunus, salah seorang ketua RT di Kelurahan Pekuncen, mengungkapkan, banyak masyarakat meminta agar nama ibu kota kecamatan baru itu diubah menjadi bermakna konstruktif. Menurutnya, nama Kandangsapi mempunyai konotasi negatif sebagai sebuah daerah yang dimekarkan di era modern.
“Masyarakat meminta agar Pemkot Pasuruan memilih nama kecamatan baru yang memiliki makna konstruktif. Ada banyak 13 kelurahan yang bergabung dalam kecamatan baru yang salah satunya bisa digunakan sebagai nama kecamatan. Misalnya Panggungrejo, Bangilan, Mandaran,” sebut Yunus, Minggu (29/7/2012)
Menurut Yunus, perubahan nama ini akan membawa dampak positif terhadap percepatan pembangunan. Karena di wilayah baru hasil pemekaran tersebut, berdiri perkantoran pusat pemerintahan dan DPRD Kota Pasuruan. Sehingga akan muncul kesan positif terhadap nama wilayah yang disandangnya.
“Apa artinya sebuah nama. Tapi, jika ada nama yang lebih baik, mengapa harus menggunakan nama memiliki konotasi buruk,” tandasnya.
Wali Kota Pasuruan, Hasani, sependapat dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Hanya saja untuk mengubah nama kecamatan, perlu dilakukan prosedur yang secara tidak langsung tidak sejalan dengan hasil kajian yang dilakukan.
“Nama Kandangsapi itu sudah sesuai rekomendasi yang diberikan Gubernur Jatim. Untuk mengubahnya, tentu harus ada prosedur yang dilalui,” kata Hasani.
Sebenarnya ada beberapa nama yang diusulkan untuk menjadi ibu kota kecamatan baru tersebut. Nama-nama tersebut dianggapnya juga memiliki makna positif sebagai semangat pembangunan.
"Seperti Panggungrejo yang kurang lebih memiliki arti tempat yang tinggi. Semangatnya tentu menjadi lebih baik. Yang pasti, perubahan nama itu juga menjadi pemikiran kami,” jelas Hasani.
Sumber
http://surabaya.okezone.com/read/2012/07/29/521/670179/warga-minta-nama-kecamatan-kandangsapi-diganti
Ikuti @beritaaneh