Para peneliti pun mengubah bakteri ini menjadi obat yang disebut sebagai Rapamycin. Nama tersebut berasal dari Rapa Nui atau Easter Island dalam bahasa Polinesia. Pulau ini sendiri terisolasi di Samudera Pasifik.
“Hasil pengujian pada tikus menunjukkan, bakteri ini mampu meningkatkan daya ingat tikus dan menangkal penurunan fungsi tersebut yang biasa terjadi saat usia mulai menua,” kata Profesor Veronica Galvan dari University of Texas, seperti dikutip DailyMail.
Sementara itu peneliti lainnya, Dr Jonathan Halloran menambahkan, obat ini juga bisa berperan sebagai antidepressant di mana tampak pada tikus, hewan ini menjadi tak mudah menyerah dan terus berusaha.
Sumber
http://teknologi.inilah.com/read/detail/1879702/ilmuwan-temukan-bakteri-ajaib-di-chile
Ikuti @beritaaneh
