Jumat, 07 Desember 2012

Menurut Lembaga Ini, Jakarta bukan kota layak huni

Lembaga bertaraf internasional, Mercer melakukan survei soal kelayakan huni kota-kota besar di dunia selama 2012. Hasilnya, wilayah administrasi yang dipimpin Joko Widodo itu tidak masuk dalam 100 besar, karena DKI jauh dari kata layak. 

"Jadi mungkin layak mengapa kita tidak layak huni, karena daya dukung dan daya tampungnya sudah terlewati," ujar pengamat perkotaan Yayat Supriatna kepada merdeka.com di Jakarta, Kamis (6/12).

Menurut Yayat, Jakarta sudah gagal sejak awal untuk dirancang sebagai kota layak huni. Dia mengatakan Jakarta baru bisa mengkota belum menjadikan kota. Masalahnya terletak pada Jakarta yang dibangun tidak didasarkan satu rencana yang pasti.


"Ibu Kota ini tumbuh sebagai kota yang tumbuh bukan kota yang direncanakan," ujar dia.

Yayat menegaskan Jakarta merupakan daerah yang perekonomiannya semakin mahal karena infrastruktur minim, harga rumah semakin tidak terjangkau, layanan air bersih masih rendah, kebocoran air hampir 48 persen, sanitasi buruk, sehingga kualitas hidup juga rendah.

"Kemacetan semakin memperparah dengan polusi udara yang semakin buruk," kata Yayat.



Sebelumnya, Lembaga bertaraf internasional, Mercer menyebutkan Jakarta menempati urutan ke 138, jauh di bawah Bangkok Thailand, yang berada di urutan 115 dan Manila, Filipina 128.

Sementara, Wina, Austria, menempati urutan pertama sebagai kota layak huni terbaik di dunia. Sedangkan di Asia-Pasifik, Singapura menempati urutan teratas kota layak huni dengan peringkat ke 25, kemudian Kuala Lumpur Malaysia di peringkat ke 80.

Sumber
Merdeka.com