Jumat, 19 Juli 2013

Pengemis Buta dan Pincang Bisa Berlari Saat Mau Dirazia

“Di sini jarang dirazia, jadi enakan di sini,” ujar Madroi, 45, pengemis dengan penampilan cacat kaki. Lelaki asal Indramayu, Jawa Barat ini, biasa mencari rejeki di Petojo dan Tomang, Jakarta, tetapi sejak di DKI Jakarta gencar razia dia operasi di Bekasi. Namun Jumat, pagi dia kena ‘garuk’ Satpol PP Kota Bekasi, saat mencari ‘nafkah’.

Madroi, adalah satu dari 35 gelandangan dan pengemis yang terkena operasi penertiban di Kota Bekasi. Mereka dikumpulkan di kantor Satpol PP, didata kemudian dikembalikan ke kampungan halamannya.

Lokasi yang menjadi target, di sepanjang perempatan yang ada di Jl Juanda, Jl Ahmad Yani, Jl Sudirman dan Jalan Joyo Martono. Banyak ulah pengemis ini saat ditangkap, ada yang berlari, padahal saat mencari ‘nafkah’ kakinya pincang, serta pengemis yang buta, begitu mendengar ada razia, langsung bisa melihat dengan jelas.

Gelandangan dan pengemis ini, sejak awal Ramadhan sudah berdatangan ke Kota Bekasi, mereka menetap di belakang Pasar Proyek di Margayahu, Bekasi Timur. Ada juga mereka yang membawa gerobak untuk sekadar mencari simpatik warga dan duduk bersama keluarganya di bawah fly over Ahmad Yani.

MALAM JUGA NGEMIS

Kalau malam hari gelandangan dan pengemis ini berjejer di sepanjang jalan protokol, terutama selepas pukul 02:00 dinihari, “Kalau pagi banyak yang ngasih makan sahur dan juga terkadang ada yang ngasih uang juga baju,” kata Ujang, 40, lelaki dengan dua anak dan seorang istrinya.

Ujang, sengaja berdiri di Jl Ir Juanda bersama gerobak dan dua anaknya, “Kalau kami nggak ada, kepada siapa mereka memberi makan sahur,” kata Ujang yang mengaku kalau siang dia memulung, sedangkan anak-anak dan istrinya mengamen.

Sementara itu , Satpol PP Kota Bekasi, akan terus menertibkan gelandangan dan pengemis serta anak-anak jalanandan selama bulan ramadan hingga lebaran mendatang. “Kegiatan ini untuk menciptakan suasana yan aman selama ramadan,” ujarK Iskandar, Kabib penindakan Satpol PP Kota Bekasi.

Rahmat Effendi, Walikota Bekasi, berharap penertiban dilakukan secara manusiawi dan tidak sporadis. Selain itu dia juga meminta dinas sosial mendata hasil razia dan memulangkannya ke kampung halaman. “Karena diusir dari Jakarta, pengemis lari ke Bekasi. Untuk itu, Satpol dan Dinas Sosial mesti proaktif,” kata Pepen, sapaan akrab Rahmat Effendi. (Saban)

Teks: Suasana penertiban gelandangan danpengemis di Kota Bekasi.

Sumber
Poskota