Penelitian ini mengungkapkan bahwa terapi belatung, yang dilakukan dengan menempatkan belatung pada daging yang terbuka, bisa menjadi cara cepat untuk membersihkan luka. Ide ini mungkin terdengar menjijikkan, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur ini dapat berguna untuk kasus-kasus tertentu.
Para peneliti mengatakan terapi ini mungkin berguna pada pasien diabetes yang membutuhkan kecepatan kontrol untuk menangani luka-luka mereka, atau untuk pasien operasi yagn tidak dapat diberikan anestesi. Demikian diwartakan InternationalBusinessTimes, Jumat (23/12/2011).
Penggunaan medis belatung telah disetujui pada 2004, oleh US Food and Drug Administration. Menurut Dr Robert Kirsner, dermatolog di University of Miami School of Medicine yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, hanya sebagian kecil pasien dengan luka yang tidak dapat disembuhkanlah yang menerima pengobatan itu.
"Ada banyak faktor untuk itu," kata Kirsner. "Pasien harus sangat kuat secara psikologis," katanya, mengingat ada sedikit resiko dalam metode pengobatan tersebut.
Penelitian ini melibatkan 100 pria dengan luka pada tungkai bawah, setengahnya menerima terapi belatung dan setengah lagi menerima operasi. Pasien maupun dokter yang mengevaluasi luka sama-sama tidak diberi tahu terapi jenis apa yang digunakan pasien.
Belatung mengeluarkan enzim yang melarutkan jaringan mati, namun tidak merusak jaringan sehat. Setelah 8 hari, persentase jaringan mati di luka pasien dengan terapi belatung adalah sekira 54,5 persen. Sedangkan pada pasien yang menerima operasi ada sekira 66,5 persen. Tapi setelah 15 hari dan 30 hari, jumlah jaringan mati di luka itu hampir sama.
Sumber
http://techno.okezone.com/read/2011/12/23/56/546560/terapi-belatung-berguna-untuk-pengobatan