Sungguh malang nasib Alfi Nezza Ashara (6). Sudah seminggu lebih puteri pasangan Supriyanto (35) dan Semiyati, warga Dusun Benggle Desa Sambong, Pacitan ini tergolek di rumah sakit setempat. Bocah mungil itu tak henti-hentinya menangis. Dia tak kuasa menahan sakit karena bengkak di pangkal lengannya.
Irah (42), seorang keluarga menuturkan, kelainan yang diderita Alfi terjadi diketahui sejak 2 bulan lalu. Saat itu, muncul benjolan sebesar kepalan tangan. Orang tua pun mengira, gejala itu terjadi lantaran siswa TK tersebut terjatuh saat di sekolah. Oleh karena itu, Alfi dibawa ke dukun pijat.
Ternyata, pengobatan alternatif tak kunjung membawa perubahan. Yang terjadi, benjolan terus membesar. Hari-hari Alfi yang biasanya penuh keceriaan seketika berubah. Tingkahnya yang lincah dengan keceriaan dari wajahnya, lebih banyak berganti tangis. Tiap bergerak selalu terdengar rintihan dari mulutnya.
"Meskipun begitu tapi anaknya masih bermain dan sekolah seperti biasa. Benjolannya ya dibawa kesana kemari," ujar Irah tentang penyakit keponakannya yang sekarang sudah sebesar bola voli.
Sebelumnya, ungkap Irah, upaya medis sudah sering dilakukan. Misalnya membawa pasien berobat ke rumah sakit di Solo. Saat itu, lanjutnya, pihak rumah sakit menyarankan agar pasien menjalani khemotherapi. Hanya, karena alasan biaya, keluarga memilih membawanya pulang. Irah menyebut angka Rp 25 juta tiap pengobatan yang dilakukan seminggu sekali selama 2 tahun.
"Kalau hanya sekali saja mungkin masih bisa diusahakan. Tapi kalau sampai 2 tahun biayanya dari mana," imbuh perempuan berjilbab kepada detiksurabaya.com.
Selain menjalani perawatan di Solo, Alfi juga sempat dibawa ke salah satu rumah sakit di Surabaya. Hanya saja, upaya mencari kesembuhan terganjal tidak tersedianya ruang perawatan. Alhasil, pasien dibawa pulang. Terakhir, keluarga membawa Alfi berobat ke salah satu dokter spesialis penyakit dalam di Pacitan. Namun karena tidak ada perkembangan signifikan, pasien dibawa pulang.
Rupanya, selama berada di rumah, bengkak di bahu Alfi terus membesar. Puncaknya, benjolan itu pecah dan terus mengeluarkan darah. Khawatir terjadi hal terburuk, keluarga segera melarikannya ke Rumah Sakit Daerah. Saat ini, Alfi berada di Ruang Mawar VII Nomor 20. Badannya tampak makin kurus, sementara selang infus masih menancap di kaki. Sedangkan kedua orang tuanya terus menenangkan sang buah hati yang acap kali mengerang kesakitan.
Kepada wartawan, Supriyanto, mengaku belum memiliki rencana lain untuk kesembuhan anak semata wayangnya. Sebab, hingga hari ke-7 Alfi menjalani perawatan belum ada diagnosa terhadap penyakit yang diderita. Sementara, keterbatasan ekonomi sebagai buruh tani terus membayangi dirinya untuk mengambil tiap keputusan.
Ikuti @beritaaneh