Maraknya tayangan goyang Caesar di televisi, sejumlah siswa sekolah dasar di Bandarlampung mempraktikkan goyangan itu sambil membuka ritsleting di depan kelas.
Ipah (31), bukan nama sebenarnya, salah satu orangtua siswi SD Negeri, di Kemiling, Bandarlampung, mengaku kaget ketika anaknya bercerita tentang perilaku teman lelaki sebaya anaknya berjoget goyangan itu sambil membuka ritsleting celana.
"Anak saya juga bercerita teman-teman perempuannya menjerit sambil menutup mata ketika teman-teman lelakinya mempraktikkan goyangan yang sedang marak di televisi," ujar dia.
Ipah juga mengaku kebingungan menjawab pertanyaan anak perempuannya yang masih berusia delapan tahun. "Dia bertanya, ibu, ibu, teman saya buka ritsleting pas bilang 'buka titik jos'," kata Ipah mengulang pertanyaan polos anaknya itu.
Namun, dia tidak kekurangan akal menjelaskan makna kalimat tersebut. "Maksudnya, kalimat itu, buka celana untuk disuntik sama dokter," tutur dia, mengulangi menjawab tertanyaan anak.
Setelah kejadian itu, Ipah dan sejumlah orangtua murid kerap memberi kontrol yang ketat kepada anak-anaknya saat mengikuti aktivitas belajar mengajar di sekolah.
Nuraini (39), orangtua siswa salah satu sekolah dasar negeri di Bandarlampung, mengaku takut dengan tayangan hiburan yang menjurus ke arah negatif. Tayangan tersebut dapat mengubah perilaku anak.
"Saya jadi tidak berani meninggalkan anak saat belajar, khawatir dia akan mempraktikkan dengan teman lawan jenisnya," kata dia.
Nuraini berharap, pemerintah membatasi tayangan-tayangan yang dapat merusak perilaku anak. "Kami sebagai orangtua sudah betul-betul memperingati anak supaya tidak terjerumus, tapi bagaimanapun juga pengawasan kami sangat terbatas, tayangan yang tidak bertanggung jawab itu jauh lebih gencar daripada pengawasan kami sebagai orangtua," ujarnya.
Sumber
Kompas
Ikuti @beritaaneh